Ketahui dulu apa hal yang membuatmu tertarik

• Pengen bikin design web yang bagus, cari tahu tentang UI Designer
• Pengen bisa ngerancang app yang bagus, cari tahu tentang Interaction Designer
• Pengen bisa bikin konten atau tulisan pada app/web, cari tahu tentang UX Writer
• Pengen bisa bikin website, cari tahu tentang Web Developer
• Pengen bisa bikin aplikasi,cari tahu tentang Mobile Developer
• Pengen ngelakuin riset, cari tahu tentang User Researcher

UI/UX itu luas, kalau kamu tertarik nyemplung ke dalam nya bisa dimulai dari apa yang membuatmu tertarik. Semakin spesifik, semakin jelas learning path nya.

Yang perlu diingat: ini hanya salah satu referensi saja ya

• Tentukan berapa penghasilan yang ingin kalian dapatkan dalam satu bulan
• Tentukan berapa hari kalian ingin bekerja dalam seminggu
• Tentukan berapa jam kalian ingin bekerja dalam satu hari
• Langkah diatas untuk menghitung harga per jam untuk jasa design.

Jika sebulan pengen penghasilan 10juta, dengan bekerja selama 20 hari, dan setiap harinya bekerja selama 7 jam. Maka harga per jam nya adalah: (10jt/20hari) / 7jam = 72rb

• Ketika ada calon klien yang mau bikin design website sebanyak 5 halaman, maka yang perlu dilakukan adalah: Pelajari goal project nya, Pelajari seberapa kompleks project nya, Pelajari seberapa besar kemungkinan revisi nya
• Setelah semua nya dipelajari, langkah selanjutnya adalah membuat estimasi. Kira2 berapa hari bisa menyelesaikan 5 design website? termasuk dengan kemungkinan revisinya.
• Katakanlah bisa menyelesaikan 5 design website plus revisi nya dalam waktu 10 hari. Maka untuk jasa design nya perhitungannnya:
  72rb*7jam*10hari = 5.040.000

Biaya diatas hanya biaya jasa design nya saja lho. Kalau di proses design nya ada beberapa pengeluaran lain, kamu bisa masukkan juga, contohnya: Listrik, Internet,Snack,Transportasi (jika musti ketemuan dengan klien)

Penting semua. Tampilan bagus tapi susah dipake itu bikin stress. Flow bagus tapi secara tampilan berantakan dan banyak teks susah dibaca juga bikin stress.

Bisa menggunakan Usability Heuristics. saya dulu pernah membahas poin poin nya beserta contoh disini. Lalu link ini untuk artikel dari NNGroup.

Dengan usability testing untuk mencari tahu alur dan struktur info nya sudah enak saat dipakai atau belum

Sudah melakukan diskusi dengan developer terkait design nya. Apakah sudah mudah untuk di develop atau belum.

Coba tanyakan beberapa hal ini:

• Apa tujuan redesign nya?
• Apa ukuran sukses untuk redesign nya?
• Design saat ini apakah ada kekurangan dari sisi penggunaan nya atau tampilan nya?
• Rencana bentuk design yang baru akan seperti apa?
• Buat daftar kekurangan dan kelebihan dari design saat ini dibandingkan dengan design yang baru
• Kedepan nya elemen ini akan berkembang seperti apa?

Menurut saya gelar tidak berpengaruh. Yang menentukan promosi diantaranya adalah:

• Hasil kerjaan nya
• Cara mengkomunikasikan design
• Komunikasi dengan stakeholder
• Cara mengatasi masalah saat proses pembuatan produk
• Apakah mampu memberi arahan bagi team

Untuk artikel lengkap nya bisa disimak disini. Beberapa poin nya adalah:

• Siapkan design responsive (Jika design nya adalah design website)
• Bagian assets dibuat exportable sesuai kebutuhan
• Pastikan menggunakan Grid
• Kumpulkan semua warna yang digunakan
• Kumpulkan semua Typography yang digunakan

Yang perlu diingat, walaupun designer sudah melakukan proses handover kepada developer melalui link figma, zeplin atau yang lain nya bukan berarti proses pembuatan produk atau website nya telah selesai di sisi designer.

Designer tetap harus berkomunikasi dengan developer, bertanya apakah ada kesusahan, bertanya apakah ada assets yang kurang

• Tentukan apa yang mau diujikan
• Buat skenario nya
• Buat prototype nya
• Siapkan pertanyaan pasca testing
• Test prototype dan skenario nya, apakah ada celah nya
• Tentukan profil partisipan
• Cari dan janjian ketemuan dengan partisipan
• Selamat mencoba

Kalau konteks nya bikin design system dari produk yang udah jadi dan udah lama tayang nya. Bisa mulai dari hal basic dulu. Misalnya warna, kumpulkan semua warna yang dipakai, kalau ada warna yang mirip2 analisa dan tentukan satu warna. Lakukan hal yang sama untuk komponen lain.

Bisa Ya, Bisa Tidak. Tergantung bagaimana si designer memandang design system nya. Sebagai pengekang atau sebagai alat bantu mempercepat proses design nya.

Punya jam kerja: Infokan ke klien kalau kita bakal response dan mengerjakan task (misalnya) di jam 9 pagi sampai jam 5 sore, hari senin sampai jumat. Di luar waktu itu bakal slow response. Biar enggak ada cerita malem2 lagi nonton bioskop tiba2 diminta call buat ngerjain revisi

Jelaskan apa yang akan klien peroleh di akhir project, biar tidak ada percakapan seperti ini: "Loh!, tak kira file nya Photoshop" , "Loh!, design saja? tak kira udah bakal jadi website yang sudah online"

Menurut saya desainer UI/UX tidak perlu sampai bisa menulis koding. Tetapi desainer UI/UX sebaiknya memahami bagaimana proses design nya diubah menjadi koding dengan ngobrol ngobrol bareng developer.

Tujuan nya adalah agar tahu batasan batasan design yang bisa di develop atau tidak bisa di develop seperti apa, mengerti assets yang harus disiapkan seperti apa, mengerti dokumentasi yang harus disiapkan seperti apa. Agar proses design ke koding nya lebih lancar dan cepat.

Jangan buru buru memberi label "buruk" kepada klien. Dia hanya mengutarakan pendapat dan opini nya. Cara yang bisa kamu lakukan adalah:

• Ngobrol santai
• Pahami dulu maksudnya klien, karena bahasa klien biasanya bahasa bisnis, bukan bahasa design. cari tahu kebutuhan sebenarnya apa
• Sampaikan opinimu kenapa permintaan nya kurang sesuai kaidah ui/ux, kasih contoh secara visual biar jelas

Bisa banget. Waktu tahun 2014 kerja jadi UI/UX Designer di Jakarta enggak pernah ditanya mengenai ijazah pendidikan terakhir nya.

Sepengalaman saya dulu saat kerja di startup (Jakarta) dan melakukan interview kepada calon designer, beberapa hal yang saya tanyakan adalah

• Diminta menceritakan portfolio nya dan ditanyain kenapa design nya dibikin kayak gitu
• Ditanya mengenai pengalaman keterlibatan di suatu project (freelance/sukarela/project komersial) , bagaimana proses memahami kebutuhan nya, bagaimana cara menghadapi konflik.
• Dikasih soal buat mengetahui proses problem solving nya

Kalau saya biasanya bikin design nya dulu. Setelah 2-3 halaman dan dirasa ukuran tombol, warna dan teks nya sudah oke baru saya dokumentasikan satu persatu agar ketika melanjutkan ke halaman2 baru bisa konsisten penggunaan warna, tombol dan ukuran teks nya.

Perlu banget. User Persona itu tujuan nya buat nyari tahu: Kebutuhan user, Kefrustasian user, Motivasi user. Beberapa hal itu akan membantu kita membuat produk yang terarah dan sesuai kebutuhan.

Dua dua nya oke. Yang penting bisa mencicipi industri secara langsung sudah sangat baik.