Nostalgia sedikit, setelah lulus kuliah di tahun 2010, saya menjadi web developer selama 4 tahun. Waktu itu sehari hari bikin website pake bahasa pemrograman PHP dan untuk database nya menggunakan MySQL.
Sejak kuliah saya suka melihat lihat website yang tampilan nya bagus. Itulah alasan saya jadi web developer, pengen bisa bikin website yang tampilan nya bagus.
Waktu itu, bikin website enggak pake proses design di photoshop, tapi langsung bikin pake HTML, CSS.
Saking suka nya dengan tampilan yang bagus, saya bisa meluangkan waktu sampai 3 hari hanya untuk utak atik HTML, CSS.
Setelah dirasa tampilan nya sudah bagus baru melanjutkan ke proses coding PHP dan membuat database di MySQL.
Hari ini saya sadar, sifat sifat di masa lalu sangat membantu proses transisi saya menjadi UI Designer. Beberapa sifat itu adalah
- Suka melihat lihat website yang tampilan nya bagus. Efeknya adalah saya jadi tahu standar bagus itu seperti apa.
- Kesukaan dengan tampilan yang bagus berubah menjadi obsesi. Saya bersyukur memiliki obsesi dengan tampilan yang bagus,
Obsesi itu membuat saya betah duduk lama di depan komputer agar bisa membuat tampilan website yang bagus.
• • •
Banting Setir menjadi UI Designer
4 tahun jadi web developer yang juga memperhatikan tampilan membuat tidak fokus di dua hal itu. Coding enggak canggih-canggih amat, tampilan website juga enggak bagus-bagus amat, ya standar lah.
Akhirnya di tahun 2013, perlahan meninggalkan profesi web developer dan mulai belajar menjadi UI Designer.
• • •
Hal pertama yang dilakukan saat belajar UI Design
Buka photoshop dan nyoba bikin design aplikasi. Waktu bikin design enggak pake guideline, asal bikin aja, modal
kira-kira dan sesekali ngelihat aplikasi yang ada di handphone untuk nyontek layout nya, waktu itu saya pakai handphone Samsung Galaxy Core.
• • •
Meminta feedback untuk design yang baru saja dibuat
Setelah selesai bikin design terus upload di Facebook, waktu itu Facebook masih rame dan enak banget buat diskusi. Jadi setelah upload design di Facebook banyak yang ngasih komentar.
"Itu text nya kekecilan. Susah banget pasti dibaca di handphone. Sebaiknya habis bikin design terus dicoba ditaruh di handphone, jadi biar ketahuan text nya kekecilan atau enggak"
"Itu layout nya kurang wajar. Biasanya layout aplikasi kayak gitu lebih simple dan bla bla..."
Komentar komentar di facebook sangat ngebantu proses belajar UI design yang masih meraba raba.
• • •
Setiap hari selalu membuat design pake photoshop dan selalu diupload di facebook
Saya bisa menghabiskan 4-5 jam duduk di depan komputer hanya untuk membuat sebuah UI design yang entah itu betul atau enggak.
Yang saya pikirkan adalah saya sangat suka membuat UI Design, jadi setiap hari selalu penasaran untuk utak atik design di photoshop.
• • •
Memberanikan diri untuk menerima project UI Design
Suatu hari ada yang mengirim personal message lewat facebook, dan berminat untuk memesan sebuah design aplikasi.
Langsung saya sampaikan kalau saya baru belajar dan belum mengetahui detail detail untuk membuat UI Design yang tepat.
Setelah beberapa kali ngobrol akhirnya kami mencapai keputusan saya menerima project nya
dan orang tersebut akan mengarahkan saat proses design nya.
• • •
Dribbble Invitation
Akhir tahun 2013 mendapatkan invitation dribbble, dan sangat senang karena akhir nya bisa mengupload design design yang saya buat setiap hari ke platform dribbble.
• • •
Rutinitas Harian: Bangun Pagi, Buka komputer, bikin design lalu upload di dribbble
Sejak mendapat dribbble invitation, waktu yang saya luangkan setiap hari nya untuk membuat design semakin bertambah, sekitar 6-7 jam. Waktu itu saya hanya memikirkan
tentang membuat design.
• • •
Bagaimana dengan penghasilan bulanan?
Selama proses transisi menjadi UI Designer saya masih ada 3 klien yang website nya selalu saya lakukan maintenance. Uang dari biaya maintenance 3 klien itu
bisa mencukupi biaya bulanan saya (Internet, Pulsa, Bensin, Makan, dll).
• • •
Mendapat tawaran kerja sebagai UI Designer di Agency
Awal tahun 2014, saya mendapatkan tawaran dari salah satu teman di facebook. Ia menawarkan untuk bergabung dengan team nya yang saat itu bekerja remote dengan
klien dari luar negeri.
Karena sudah belajar UI Design selama 4 bulan dan menurut saya design yang saya hasilkan sudah cukup bagus, akhirnya saya berani mengambil tawaran tersebut.
• • •
Rasanya bekerja di Agency
Setiap hari nya mendapatkan beberapa task dari project manager, biasanya dimulai dengan berdiskusi setelah itu dilanjutkan dengan membuat design dan sesekali
berdiskusi melalui chat.
Menyenangkan bekerja di Agency, karena setiap bulan bisa mengerjakan bermacam macam project, jadi bisa menambah referensi design dan
selalu bikin design baru.
• • •
Rutinitas Harian setelah memiliki pekerjaan sebagai UI Designer
Bangun Pagi, Kerja, lalu malam nya membuat eksplorasi design, lalu di-upload di dribbble. Walaupun telah memiliki pekerjaan sebagai UI Designer yang setiap hari nya
selalu membuat design, tapi rasa ingin melakukan eksplorasi design selalu ada, bahkan semakin besar.
• • •
UI Designer di Traveloka
Akhir tahun 2014, saya berpamitan dengan teman saya dan memutuskan untuk menerima tawaran dari Traveloka. Bekerja di sebuah perusahaan yang fokus mengembangkan
produk rasanya sangat berbeda dengan bekerja di Agency.
Saya masih ingat project pertama saya tentang Subscribe Email. Dan saya memerlukan waktu 2 minggu untuk menyelesaikan project tersebut. Dalam 2 minggu itu
memperhatikan hal hal detail seperti:
- Apa yang terjadi setelah user melakukan subscribe
- Bagaimana kalau email yang diketik salah
- Bagaimana email yang akan diterima
- Bagaimana cara agar user bisa memilih konten email yang akan dikirim
- Dan berbagai detail lain nya.
Dari sini saya belajar bahwa UI Designer bertanggung jawab untuk membuat semua skenario dari sebuah fitur.
• • •
Belajar selain UI Design
Keuntungan bekerja di perusahaan adalah bekerja dengan orang orang selain UI Designer.
Ada User Researcher, Interaction Designer, UX Writer, Illustrator dan berbagai role lain nya.
Sering banget ngikutin User Researcher buat ngeliatin cara mereka bekerja atau duduk di sebelah UX Writer buat ngeliat proses kreatif mereka membuat copy yang ciamik.
• • •
Takeaways
- Jika ingin pindah jadi UI Designer, jangan lepaskan profesi yang sekarang, tetap jalani sambil belajar tentang UI Design. Perlahan kamu akan tahu, apakah UI Design ini passion atau pelarian
- Ketika sudah mantap ingin jadi UI Designer, rencanakan bagaimana penghasilan bulanan ketika masa transisi. Kamu butuh fokus untuk belajar, sehingga waktu untuk mencari uang hanya akan sedikit tersisa. Memiliki tabungan untuk dana darurat lebih bagus
- Belajar UI Design dimulai dari hal hal yang membuatmu suka dengan UI Design, jangan pikirkan tentang usability testing, research, dll. Fokus ke apa yang membuat mu suka dengan UI Design
- Exposure itu penting, percuma jika design mu bagus tapi orang orang tidak tahu tentang itu. Manfaatkan sosial media Instagram, Twitter, Facebook dan platform portfolio seperti dribbble dan behance
- Beranikan menerima project atau bekerja di perusahaan atau agency. Belajar otodidak itu bagus, tapi kamu perlu terjun ke project atau bekerja di suatu tempat untuk merasakan bagaimana industri design ini
- Melihat referensi itu penting. Luangkan 1-2 jam setiap hari untuk melihat referensi website atau app, agar kamu tahu bagaimana standar design yang bagus
• • •
Seberapa suka kamu dengan artikel ini?